Kamis, 28 Desember 2017

Tugas Rangkuman Softskill

  Audit teknologi informasi (Inggris: information technology (IT) audit atau information systems (IS) audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh.

  Perkembangan Audit SI/IT ini didorong oleh kemajuan teknologi dalam sistem keuangan, meningkatnya kebutuhan akan kontrol IT, dan pengaruh dari komputer itu sendiri untuk menyelesaikan tugas-tugas penting. Sistem keuangan pertama yang menggunakan teknologi komputer muncul pertama kali tahun 1954.

Jenis Jenis Audit Teknologi Informasi
1. Sistem dan aplikasi.
2. Fasilitas pemrosesan informasi.
3. Pengembangan sistem.
4. Arsitektur perusahaan dan manajemen TI.
5. Client/Server, telekomunikasi, intranet, dan ekstranet.

  COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)  adalah sekumpulan dokumentasi dan panduan yang mengarahkan pada IT governance yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna  (user) untuk menjembatani pemisah antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan permasalahan-permasalahan teknis. IT Governance adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan seluruh proses teknologi informasi perusahaan/organisasi yang strukturnya akan menetapkan pendistribusian hak dan tanggung  jawab antara pihak-pihak yang terlibat juga berisikan peraturan serta strategi yang ditetapkan perusahaan/ organisasi.

Delivery and Support(DS)
  Domain ini mencakup proses pemenuhan layanan IT, keamanan sistem, kontinyuitas layanan, pelatihan dan pendidikan untuk pengguna, dan pemenuhan proses data yang sedang berjalan. Domain DS ini terdiri dari 13 (tiga belas) proses teknologi informasi.
DS1
Mendefinisikan dan mengelola tingkat layanan
DS2
Mengelola layanan pihak ketiga
DS3
Mengelola kinerja dan kapasitas
DS4
Memastikan layanan yang berkelanjutan
DS5
Memastikan keamanan sistem
DS6
Mengidentifikasikan dan mengalokasikan biaya
DS7
Mendidik dan melatih pengguna
DS8
Mengelola service desk dan insiden
DS9
Mengelola konfigurasi
DS10
Mengelola permasalahan
DS11
Mengelola data
DS12
Mengelola lingkungan fisik
DS13
Mengelola operasi


  IT Forensik adalah cabang dari ilmu komputer tetapi menjurus ke bagian forensik yaitu berkaitan dengan bukti hukum yang ditemukan di komputer dan media penyimpanan digital.

  IT Forensik merupakan ilmu yang berhubungan dengan pengumpulan fakta dan bukti pelanggaran keamanan sistem informasi serta validasinya menurut metode yang digunakan (misalnya metode sebab-akibat), di mana IT Forensik bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta objektif dari sistem informasi.

Contoh barang bukti dalam bentuk elektronik atau data seperti :
•    Komputer
•    Hardisk
•    MMC
•    CD
•    Flashdisk
•    Camera Digital
•    Simcard/hp 
Data atau barang bukti tersebut diatas diolah dan dianalisis menggunakan software dan alat khusus untuk dimulainya IT Forensik, Hasil dari IT Forensik adalah sebuah Chart data Analisis komunikasi data target.

  Tujuan dari IT forensik adalah untuk menjelaskan keadaan artefak digital terkini. Artefak Digital dapat mencakup sistem komputer, media penyimpanan (seperti hard disk atau CD-ROM), dokumen elektronik (misalnya pesan email atau gambar JPEG) atau bahkan paket-paket yang secara berurutan bergerak melalui jaringan. Bidang IT forensik juga memiliki cabang-cabang di dalamnya seperti firewall forensik, forensik jaringan, database forensik, dan forensik perangkat mobile.

Berikut prosedur forensik yang umum di gunakan antara lain :
  • Membuat copies dari keseluruhan log data, files, daln lain-lain yang dianggap perlu pada media terpisah.
  • Membuat fingerprint dari data secara matematis.
  • Membuat fingerprint dari copies secvara otomatis.
  • Membuat suatu hashes masterlist.
  • Dokumentasi yang baik dari segala sesuatu yang telah dikerjakan.

Sumber :
  • Anonim. 2013. Buku Pedoman Akademik. Tahun Akademik 2012-2013. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Lombok. Praya.
  • Anonim. 2014. Pedoman Pelaksanaan Tugas Tanggungjawab STMIK Lombok. Praya: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Lombok.
  • Gondodiyoto, S. 2007. Audit Sistem Informasi: Pendekatan Cobit, Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
  • Widyanti, Sri, 2010, Audit Tata Kelola Teknologi Informasi dengan Menggunakan Maturity Assessment Tool COBIT 4.1.
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Audit_teknologi_informasi.
  • https://b-inovatif.blogspot.co.id/2017/03/sejarah-audit-teknologi.html.
  • http://auditsi-imam.blogspot.co.id/2015/04/s.html.
  • http://marianasetiawati.blogspot.com/2010/05/komputer-dan-jaringan-forensik-serta.html
  • http://www.ebizzasia.com/0217-2004/focus,0217,04.html
  • http://www.bangdewa.web.id/article/materikuliah/133/
  • http://asyafaat.files.wordpress.com/2009/01/forensik_0-_-90_1s.pdf
  • http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1634/1409
  • http://lysnov.blogspot.com/2010/05/definisi-dan-tools-it-forensik.html
  • http://marianasetiawati.blogspot.com/2010/05/it-forensik-dan-contoh-kasus-it.html
  • http://jerenk.blogspot.com/2012/02/modul-it-forensik.html
  • http://subkhan14.wordpress.com/2011/03/27/it-forensik-dan-it-audit/
  • http://www.it-forensik-forum.de/

Rabu, 29 November 2017

IT Forensik

#  Pengertian :

IT Forensik adalah cabang dari ilmu komputer tetapi menjurus ke bagian forensik yaitu berkaitan dengan bukti hukum yang ditemukan di komputer dan media penyimpanan digital. Komputer forensik juga dikenal sebagai Digital Forensik. Kata forensik itu sendiri secara umum artinya membawa ke pengadilan.

IT Forensik merupakan ilmu yang berhubungan dengan pengumpulan fakta dan bukti pelanggaran keamanan sistem informasi serta validasinya menurut metode yang digunakan (misalnya metode sebab-akibat), di mana IT Forensik bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta objektif dari sistem informasi.

Fakta-fakta tersebut setelah di verifikasi akan menjadi bukti-bukti yang akan di gunakan dalam proses hukum, selain itu juga memerlukan keahlian dibidang IT (termasuk diantaranya hacking) dan alat bantu (tools) baik hardware maupun software.

Contoh barang bukti dalam bentuk elektronik atau data seperti :
•    Komputer
•    Hardisk
•    MMC
•    CD
•    Flashdisk
•    Camera Digital
•    Simcard/hp 

Data atau barang bukti tersebut diatas diolah dan dianalisis menggunakan software dan alat khusus untuk dimulainya IT Forensik, Hasil dari IT Forensik adalah sebuah Chart data Analisis komunikasi data target.

 
# Tujuan : 

Tujuan dari IT forensik adalah untuk menjelaskan keadaan artefak digital terkini. Artefak Digital dapat mencakup sistem komputer, media penyimpanan (seperti hard disk atau CD-ROM), dokumen elektronik (misalnya pesan email atau gambar JPEG) atau bahkan paket-paket yang secara berurutan bergerak melalui jaringan. Bidang IT forensik juga memiliki cabang-cabang di dalamnya seperti firewall forensik, forensik jaringan, database forensik, dan forensik perangkat mobile.


# Prosedur : 

Berikut prosedur forensik yang umum di gunakan antara lain :
  • Membuat copies dari keseluruhan log data, files, daln lain-lain yang dianggap perlu pada media terpisah.
  • Membuat fingerprint dari data secara matematis.
  • Membuat fingerprint dari copies secvara otomatis.
  • Membuat suatu hashes masterlist.
  • Dokumentasi yang baik dari segala sesuatu yang telah dikerjakan.
Sedangkan tools yang biasa digunakan untuk kepentingan komputer forensik, secara garis besar dibedakan secara hardware dan software. Hardware tools forensik memiliki kemampuan yang beragam mulai dari yang sederhana dengan komponen singlepurpose seperti write blocker sampai sistem komputer lengkap dengan kemampuan server seperti F.R.E.D (Forensic Recovery of Evidence Device). Sementara software tools forensik dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu aplikasi berbasis command line dan aplikasi berbasis GUI.



# Contoh Software : 

Berikut contoh Software tools forensik, yaitu :
  •   Viewers (QVP http://www.avantstar.com dan http://www.thumbsplus.de)
  •   Erase/Unerase tools: Diskscrub/Norton utilities)
  •   Hash utility (MD5, SHA1)
  •   Text search utilities (search di http://www.dtsearch.com/)
  •   Drive imaging utilities (Ghost, Snapback, Safeback,…)
  •   Forensic toolkits. Unix/Linux: TCT The Coroners Toolkit/ForensiX dan Windows: Forensic Toolkit
  •   Disk editors (Winhex,…)
  •   Forensic acquisition tools (DriveSpy, EnCase, Safeback, SnapCopy,…)
  •   Write-blocking tools (FastBloc http://www.guidancesoftware.com) untuk memproteksi bukti-bukti.

Salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk analisis digital adalah Forensic Tools Kit (FTK) dari Access Data Corp (www.accesdata.com). FTK sebenarnya adalah aplikasi yang sangat memadai untuk kepentingan implementasi komputer forensik. Tidak hanya untuk kepentingan analisa bukti digital saja, juga untuk kepentingan pemrosesan bukti digital serta pembuatan laporan akhir untuk kepentingan presentasi bukti digital.

 
# Alasan Penggunaan :

Ada banyak alasan-alasan untuk menggunakan teknik IT forensik:
  • Dalam kasus hukum, teknik komputer forensik sering digunakan untuk menganalisis sistem komputer milik terdakwa ( dalam kasus pidana ) atau milik penggugat ( dalam kasus perdata ).
  • Untuk memulihkan data jika terjadi kegagalan atau kesalahan hardware atau software.
  • Untuk menganalisa sebuah sistem komputer setelah terjadi perampokan, misalnya untuk menentukan bagaimana penyerang memperoleh akses dan apa yang penyerang itu lakukan.
  • Untuk mengumpulkan bukti untuk melawan seorang karyawan yang ingin diberhentikan oleh organisasi.
  • Untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana sistem komputer bekerja untuk tujuan debugging, optimasi kinerja, atau reverse-engineering.

 



# Contoh Kasus :

Contoh kasus ini terjadi pada awal kemunculan IT Forensik. Kasus ini berhubungan dengan artis Alda, yang dibunuh di sebuah hotel di Jakarta Timur. Ruby Alamsyah menganalisa video CCTV yang terekam di sebuah server. Server itu memiliki hard disc. Ruby memeriksanya untuk mengetahui siapa yang datang dan ke luar hotel. Sayangnya, saat itu awareness terhadap digital forensik dapat dikatakan belum ada sama sekali. Jadi pada hari kedua setelah kejadian pembunuhan, Ruby ditelepon untuk diminta bantuan menangani digital forensik. Sayangnya, kepolisian tidak mempersiapkan barang bukti yang asli dengan baik. Barang bukti itu seharusnya dikarantina sejak awal, dapat diserahkan kepada Ruby bisa kapan saja asalkan sudah dikarantina. Dua minggu setelah peristiwa alat tersebut diserahkan kepada Ruby, tapi saat ia periksa alat tersebut ternyata sejak hari kedua kejadian sampai ia terima masih berjalan merekam. Akhirnya tertimpalah data yang penting karena CCTV di masing-masing tempat/hotel berbeda settingnya. Akibat tidak aware, barang bukti pertama tertimpa sehingga tidak berhasil diambil datanya.


# Tanya Jawab seputar IT Forensik :

  • Apa saja yang termasuk barang bukti digital forensik ?
Semua barang bukti digital (any digital evidence) termasuk handphone, notebook, server, alat teknologi apapun yang mempunyai media penyimpanan dan bisa dianalisa.
  • Kapan mulai marak di Indonesia ?
Baru satu-dua tahun belakangan ini saja, itu pun para ahlinya masih terbatas. Ilmu ini harus benar-benar bisa dipertanggungjawabkan, tidak hanya di laporan saja tapi juga di pengadilan. Di Indonesia ahlinya masih sangat jarang karena mungkin tidak terlalu banyak orang IT yang aware di bidang ini. Yang kedua, mungkin masih banyak orang IT yang takut bila ini dikaitkan dengan hukum. Kalau saya senang sekali ilmu IT dikaitkan dengan ilmu hukum.
  • Apakah profesional digital forensik seperti anda banyak atau tidak di Indonesia ?
Terus terang kalau dari segi jumlah belum cukup. Selama tiga tahun terakhir saya juga menjadi trainer di IT security training, dan saya sudah melatih lebih dari 30 orang mengenai digital forensik, bukan IT yang lain. Kebanyakan peserta training saya adalah pekerja di sektor corporate, kerja di bank, perusahaan swasta. Jadi mereka menggunakan ilmu forensiknya untuk internal perusahaan semata sehingga jarang terekspos di publik.
  • Bagaimana mekanisme kerja seorang ahli digital forensik ?
Ada beberapa tahap, yang utama adalah setelah menerima barang bukti digital harus dilakukan proses acquiring, imaging atau bahasa umumnya kloning yaitu mengkopi secara presisi 1 banding 1 sama persis. Misalnya ada hard disc A kita mau kloning ke hard disc B, maka hard disc itu 1:1 persis sama isinya seperti hard disc A walaupun di hard disc A sudah tersembunyi ataupun sudah dihapus (delete). Semuanya masuk ke hard disc B. Dari hasil kloning tersebut barulah seorang digital forensik melakukan analisanya. Analisa tidak boleh dilakukan dari barang bukti digital yang asli karena takut mengubah barang bukti. Kalau kita bekerja melakukan kesalahan di hard disk kloning maka kita bisa ulang lagi dari yang aslinya. Jadi kita tidak melakukan analisa dari barang bukti asli. Itu yang jarang orang tahu.

Kedua, menganalisa isi data terutama yang sudah terhapus, tersembunyi, terenkripsi, dan history internet seseorang yang tidak bisa dilihat oleh umum. Misalnya, apa saja situs yang telah dilihat seorang teroris, kemana saja mengirim email, dan lain-lain. Bisa juga untuk mencari dokumen yang sangat penting sebagai barang bukti di pengadilan. Jadi digital forensik sangat penting sekarang. Menurut saya, semua kasus perlu analisa digital forensik karena semua orang sudah memiliki digital device, kasarnya, maling ayam pun sekarang memiliki HP dan HP tersebut bisa kita analisa.
  • Asumsinya, orang yang mempunyai keahlian seperti Anda tentu harus berlatar belakang IT atau komputer, betulkah ?
Ya, karena ilmu digital forensik itu turunan dari IT Security. Jadi bisa dikatakan orang yang sudah terjun di IT Security maka mau tidak mau harus mengetahui secara general seluruh ilmu IT. Itu karena untuk menjaga keamanan IT-nya maka dia harus tahu detailnya.


------------------------------------------------------------------------------------------------

# Note :
TI Audit adalah proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien (Weber, 2000). TI Audit sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain: Traditional Audit, Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer, dan Behavioral Science.

Pada dasarnya, TI Audit dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu Pengendalian Aplikasi (Application Control) dan Pengendalian Umum (General Control). Tujuan pengendalian umum lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang digunakan untuk melakukan pemrosesan data. Sementara, tujuan pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di-input secara benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan.

Dalam audit terhadap aplikasi, biasanya, pemeriksaan atas pengendalian umum juga dilakukan mengingat pengendalian umum memiliki kontribusi terhadap efektifitas atas pengendalian-pengendalian aplikasi.
 
=====================================================

Tugas Softskill 2 smester 8

Sumber :
  • http://marianasetiawati.blogspot.com/2010/05/komputer-dan-jaringan-forensik-serta.html
  • http://www.ebizzasia.com/0217-2004/focus,0217,04.html
  • http://www.bangdewa.web.id/article/materikuliah/133/
  • http://asyafaat.files.wordpress.com/2009/01/forensik_0-_-90_1s.pdf
  • http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1634/1409
  • http://lysnov.blogspot.com/2010/05/definisi-dan-tools-it-forensik.html
  • http://marianasetiawati.blogspot.com/2010/05/it-forensik-dan-contoh-kasus-it.html
  • http://jerenk.blogspot.com/2012/02/modul-it-forensik.html
  • http://subkhan14.wordpress.com/2011/03/27/it-forensik-dan-it-audit/
  • http://www.it-forensik-forum.de/

Minggu, 22 Oktober 2017

Audit Sistem Informasi


  • Pengertian Audit Teknologi Informasi

  • Audit teknologi informasi (Inggris: information technology (IT) audit atau information systems (IS) audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integratif dalam mencapai target organisasinya.
    • Sejarah Audit Teknologi Informasi
    Aktivitas pengumpulan dan pengevaluasian bukti untuk penentuan apakah proses TI yang berlangsung dalam perusahaan telah dikelola sesai dengan standar dan dilengkapi dengan objektif kontrol untuk mengawasi penggunaannya serta apakah telah memenuhi tujuan bisnis secara efektif.
    Audit SI/TI dapat menekankan pada penggunaan keterpaduan antara uji kepatutan maupun uji secara substantif yang komposisi/banyaknya digunakan secara seimbang sesuai dengan kondisi proses yang diaudit
    Audit SI/TI yang pada awalnya lebih dikenal sebagai EDP Audit (Electronic Data Processing) telah mengalami perkembangan yang pesat.
    Perkembangan Audit SI/IT ini didorong oleh kemajuan teknologi dalam sistem keuangan, meningkatnya kebutuhan akan kontrol IT, dan pengaruh dari komputer itu sendiri untuk menyelesaikan tugas-tugas penting.
    Pemanfaatan teknologi komputer ke dalam sistem keuangan telah mengubah cara kerja sistem keuangan, yaitu dalam penyimpanan data, pengambilan kembali data, dan pengendalian.
    Sistem keuangan pertama yang menggunakan teknologi komputer muncul pertama kali tahun 1954. Selama periode 1954 sampai dengan 1960-an profesi audit masih menggunakan komputer.
    Pada pertengahan 1960-an terjadi perubahan pada mesin komputer, dari mainframe menjadi komputer yang lebih kecil dan murah.
    Pada tahun 1968, American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) ikut mendukung pengembangan EDP auditing.
    Sekitar periode ini para auditor bersama-sama mendirikan Electronic Data Processing Auditors Association (EDPAA).
    Tujuan lembaga ini adalah untuk membuat suatu tuntunan, prosedur, dan standar bagi audit EDP.
    Pada tahun 1977, edisi pertama Control Objectives diluncurkan. Publikasi ini kemudian dikenal sebagai Control Objectives for Information and Related Technology (CobiT).
    Tahun 1994, EDPAA mengubah namanya menjadi Information System Audit (ISACA).
    • Jenis Jenis Audit Teknologi Informasi
    1. Sistem dan aplikasi.
    Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah sistem dan aplikasi sesuai dengan kebutuhan organisasi, berdayaguna, dan memiliki kontrol yang cukup baik untuk menjamin keabsahan, kehandalan, tepat waktu, dan keamanan pada input, proses, output pada semua tingkat kegiatan sistem.
    2. Fasilitas pemrosesan informasi.
    Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah fasilitas pemrosesan terkendali untuk menjamin ketepatan waktu, ketelitian, dan pemrosesan aplikasi yang efisien dalam keadaan normal dan buruk.
    3. Pengembangan sistem.
    Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah sistem yang dikembangkan mencakup kebutuhan obyektif organisasi.
    4. Arsitektur perusahaan dan manajemen TI.
    Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah manajemen TI dapat mengembangkan struktur organisasi dan prosedur yang menjamin kontrol dan lingkungan yang berdaya guna untuk pemrosesan informasi.
    5. Client/Server, telekomunikasi, intranet, dan ekstranet.
    Suatu audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah kontrol-kontrol berfungsi pada client, server, dan jaringan yang menghubungkan client dan server.
    • Kesimpulan :
    Dari seluruh isi postingan diatas . menurut saya kesimpulannya adalah Audit Teknologi Informasi digunakan untuk mencapai suatu tujuan dari suatu perusahaan , yang artinya didalam suatu perusahaan pasti ada kegiatan pemrosesan data menjadi Informasi , dalam proses tersebut perlu adanya pengecekan berulang dan pengawalan agar dapat berjalan dengan efektif dan membuahkan hasil yang maksimal. maka dari itu Audit Teknologi Informasi sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan.
    Sumber:
    https://id.wikipedia.org/wiki/Audit_teknologi_informasi.
    https://b-inovatif.blogspot.co.id/2017/03/sejarah-audit-teknologi.html.
    http://auditsi-imam.blogspot.co.id/2015/04/s.html.

    Selasa, 17 Oktober 2017

    Kasus Pada Cobit

    Untitled Document

    Domain : Delivery and Support (DS)
    Kasus : STMIK Lombok

    COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)  adalah sekumpulan dokumentasi dan panduan yang mengarahkan pada IT governance yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna  (user) untuk menjembatani pemisah antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol, dan permasalahan-permasalahan teknis. IT Governance adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan seluruh proses teknologi informasi perusahaan/organisasi yang strukturnya akan menetapkan pendistribusian hak dan tanggung  jawab antara pihak-pihak yang terlibat juga berisikan peraturan serta strategi yang ditetapkan perusahaan/ organisasi.
    Information System Audit and Control Association (ISACA) memperkenalkan sebuah kerangka untuk mengelola IT Governance di sebuah perusahaan yang dikenal dengan nama COBIT (Indrajit, 2004). Pada dasarnya COBIT dikembangkan untuk membantu memenuhi berbagai kebutuhan manajemen terhadap informasi dengan menjembatani kesenjangan antara resiko bisnis, kontrol dan masalah teknik (Putra, 2009). Karakteristik utama kerangka kerja COBIT menurut Surendro (2004: 243) dan Pandji (2007: 13) adalah pengelompokkan aktivitas teknologi informasi dalam empat domain, yaitu Plan and Organise (PO), Acquire and Implement (AI), Deliver and Support (DS) serta Monitor and Evaluate (ME). Domain PO menyediakan arahan untuk  mewujudkan solusi penyampaian (AI) dan penyampaian jasa (DS). Keterkaitan keempat domain COBIT dapat dilihat dalam gambar F.2 (ITGI, COBIT 4.1, 2007).

    Delivery and Support(DS)
    Domain ini mencakup proses pemenuhan layanan IT, keamanan sistem, kontinyuitas layanan, pelatihan dan pendidikan untuk pengguna, dan pemenuhan proses data yang sedang berjalan. Domain DS ini terdiri dari 13 (tiga belas) proses teknologi informasi.

    DS1
    Mendefinisikan dan mengelola tingkat layanan
    DS2
    Mengelola layanan pihak ketiga
    DS3
    Mengelola kinerja dan kapasitas
    DS4
    Memastikan layanan yang berkelanjutan
    DS5
    Memastikan keamanan sistem
    DS6
    Mengidentifikasikan dan mengalokasikan biaya
    DS7
    Mendidik dan melatih pengguna
    DS8
    Mengelola service desk dan insiden
    DS9
    Mengelola konfigurasi
    DS10
    Mengelola permasalahan
    DS11
    Mengelola data
    DS12
    Mengelola lingkungan fisik
    DS13
    Mengelola operasi

    Kasus:

    ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : STMIK LOMBOK

    Berdasarkan penilaian subjektif implementasi Sistem Informasi Akademik telah memenuhi standar pengelolaan yang baik dilihat dari tingkat kepuasan mahasiswa sebagai pelanggan. Tidak ada nilai yang nyata terhadap tingkat pengelolaan sistem. Untuk mendapatkan nilai tingkat kematangan pengelolaan saat ini, harus diadakan tindakan audit pada Sistem Informasi Akademik yang berdasar pada standar kerangka kerja baku yang mencakup pada seluruh tingkatan proses bisnis penyellenggaraan.


    COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) standar kerangka kerja baku internasional yang digunakan untuk melakukan audit tingkat kematangan tata kelola proses-proses penyelenggaraan dalam pengelolaan TI [24][21]. kerangka kerja COBIT dibangun dari visi misi dan kebijakan institusi maka dapat diadopsi oleh penggunanya dalam peningkatan tata kelola. Hasil analisis dari semua proses akan menunjukkan tingkat kematangan kondisi saat ini terhadap keseimbangan antara tujuan yang akan dicapai dari implemetasi TI terhadap kebijakan yang diimplementasikan oleh pihak penyelenggara.


    Audit tata kelola bertujuan untuk mendapatakan nilai tingkat kematangan saat ini dan rekomendasi untuk menaikkan nilai satu tingkat. Nilai dan rekomendasi akan menjadi masukan dan panduan pihak penyelenggara untuk pelaksanaan. Audit dilakukan menggunakan framework COBIT 4.1 dan tidak dibandingkan dengan framework lain pada objek penelitian hanya bagian Sistem Informasi Akademik STMIK Lombok.

    2.1 Kajian Pustaka

    Penelitian tentang Analisis Tata kelola Teknologi Informasi ( IT Governance ) pada Bidang Akademik dengan COBIT framework pada Universitas Stikubank Semarang yang dilakukan oleh Agus Prasetyo Utomo dan Novita Mariana tahun 2011. Domain yang menjadi objek penelitian pada Monitor and Evaluate (ME) Deliver and Support (DS), untuk dibuatkan rekomendasi pengelolaan TI. Melalui pemetaan model maturity diperoleh bahwa tingkat kematangan untuk DS mendidik dan melatih users berada pada tingkat kematangan 4 (diatur), dan untuk DS mengelola data berada pada tingkat maturity 3 (ditetapkan), pada Domain Monitor dan evaluasi kinerja TI berada tingkat maturity 3 (ditetapkan). Hasil pemetaan maturity selanjutnya disusun rekomendasi tata kelola TI untuk setiap control process untuk menaikkan satu tingkat kematangan dari setiap control process. Berdasarkan hasil wawancara visi, misi, cita-cita masa depan, dan tingginya harapan manajemen UNISBANK terhadap proses IT. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk dapat mendukung tercapinya tujuan UNISBANK tingkat kematangan setidaknya pengelolaan IT yang dilakukan harus berada pada tingkat 4– diatur (managed) dimana proses di monitor dan diukur manggunakan indikator tertentu.


    Penelitian menggunakan Framework COBIT pada tingkat kematangan proses TI di STMIK AMIKOM Yogyakarta yang dilakukan oleh Arif Dwi Laksito pada tahun 2013. Penelitian dilakukan dengan mengukur tingkat kematangan proses TI dengan membangun aplikasi berbasis web mengacu pada framework COBIT. Setelah mendapatkan nilai tingkat kematangan tata kelola saat ini, untuk mengukur gap antara kondisi sekarang dengan kondisi yang direkomendasikan oleh framework COBIT pada beberapa proses dalam domain DS dan ME maka dilakukan analisis. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kematangan proses TI di STMIK AMIKOM level 2 (Repeatable) yaitu kondisi dimana suatu lembaga telah memiliki kebiasaan yang terpola untuk merencanakan dan mengelola tata kelola TI dan dilakukan secara berulang-ulang secara reaktif, namun belum melibatkan prosedur dan dokumen formal. Selain menghasilkan aplikasi berbasis web, dengan mengacu pada framework COBIT maka dibuat suatu rekomendasi tata kelola TI pada beberapa proses di domain DS dan ME.


    Penelitian yang dilakukan oleh Evi Maria tentang perbandingan sistem informasi akademik Universitas Satya Wacana menggunakan cobit framework pada tahun 2011. Penelitian dengan analisis internal control SI mengikuti standar COBIT (IT Governance Institute, 2005), pada domain delivery and support yang ada dalam standar pengelolaan COBIT. berdasarkan kebutuhan visi, misi, proses bisnis dan rencana strategis Universitas Satya Wacana . Domain DS menitikberatkan pada proses pelayanan sistem teknologi informasi (TI). Perbandingan SI Akademik dilakukan dengan analisis internal control SIASAT dengan hasil perbandingan bahwa Universitas Satya Wacana telah memiliki internal control.internal control memberikan jaminan layanan akademik dilakukan berdasarkan standar operasi prosedur.

    3.1 Implementasi dan Hasil

    Tahapan - tahapan dalam melakukan penelitian sebagai berikut:
    1.studi lapangan untuk mengetahui bagaimana implelentasi Sistem Informasi akademik dan mendapatkan dokumen pendukung seperti struktur organisasi, tujuan, Visi-misi, dan strategi.
    2. Melakukan pemetaan IT goals pada Bisnis Goal Improve costomer orientaions and service.
    3. Menyususn tabel kuisioner proses-proses dalam cakupan domain IT goals.
    4. Mengisi tabel kuisioner bersama penyelenggara.
    5. Melakukan perhitunngan tingkat kematangan.
    6. Menerjemahkan nilai tingkat kematangan ke dalam bentuk grafik.
    7. Melakukan analisis aktivitas yang telah dijalankan 8) Menyusun rekomendasi peningkatan tata kelola tingkat kematangan.
    Berdasarkan observasi dan wawancara, Bisnis goals yang relevan dengan dengan standard framework COBIT 4.1. adalah Improve customer orientation and service. Langkah selanjutnya dilakukan pemetaan dari bisnis Goals tujuan implemetasi Sistem Informasi Akademik menjadi penjabaran IT Goals yang kemudian mengarahkan pada domain proses-proses yang tekait dengan IT Goals. Pemetaan IT goals dan proses ditampilkan pada tabel berikut ini:

    Business Goals
    IT Goals
    Processes
    4. Improve customer orientation and service. 3. Ensure satisfaction of end users with service offerings and service levels. PO8 AI4 DS1 DS2 DS7 DS8 DS10 DS13
    23 Make sure that IT services are available as required. DS3 DS4 DS8 DS13

    Menyusun kuisioner dari setiap domain proses yang dilakukam pada tata kelola Sistem Informasi Akademik STMIK Lombok. Kuisioner Dibuat sesuai dengan Maturity Model level 0 sampai level 5 berdasarkan jumlah kalimat dituangkan dalam tabel. Dibuatkan kolom pernyataan yang berisi YES jika telah yakin ada atau dilaksanakan, NOT SURE jika masih diragukan, dan NO jika tidak ada atau tidak dilakukan. Tabel kuisioner juga berisi kolom EVIDENCE sebagai pembenaran dari pernyataan.

    Levels
    Statement
    Yes
    Not Sure
    No
    Evidence
    0
    1, 2 ..... N
     
    1
    1, 2 ..... N
    1
    0.5
     
    ...
    1, 2 ..... N
     
    5
    1, 2 ..... N
     

    Perhitungan tingkat kematangan Sistem Informasi Akademik STMIK Lombok dilakukan berdasarkan hasil pengisian kuisioner yang dihitung dengan perhitungan tabel dibawah ini.

    Level
    Pernyataan
    Skor
    A B C
    0
    1
    1
    ...
    0.5
    n
    0.5
    subtotal
    2
    0.67
    0.52
    0.00
    ...
    1
    0.5
    ...
    1
    n
    1
    subtotal
    2.5
    0.36
    0.28
    0.28
    5
    1
    0.5
    ...
    0
    n
    1
    subtotal
    1.5
    0.25
    0.20
    0.98
    Tingkat kematangan Domain
    1.27
    1.00
    1.26

    Nilai tingkat kematngan tata kelola pada proses-proses penyelenggaraan Sistem informasi Akademik secara keseluruhan merupakan nilai model maturity dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    No.
    Nilai
    Keterangan
    1
    0,00
    Non -Existent 0 (None)
    2
    1.00
    1 Initial / Ad Hoc
    3
    2.00
    2 Repeatable but intuitive
    4
    3.00
    3 Defined Process
    5
    4.00
    4 Managed and Measurable (Set)
    6
    5.00
    5 Optimized

    skala pembualan indeks bagi pemetaan ketingkat model maturity terdapat pada tabel dibawah ini:

    Skala Pembuatan
    Tingkat Model Maturity
    4.51 - 5.00 5 - Dioptimalkan
    3.51 - 4.50 4 - Diatur
    2.51 - 3.50 3 – Ditetapkan
    1.51 - 2.50 2 - Dapat Diulang
    0.51 - 1.50 1 - Inisialisasi
    0.00 - 0.50 0 - Tidak Ada

    Hasil perhitungan tingkat kematangan tata kelola TI Sistem Informasi Akademik STMIK Lombok dengan model perhitungan tabel perhitungan nilai dijabarkan secara singkat pada Tabel dibawah ini:

    Domain
    Deskripsi
    Nilai
    P08
    mengelola kwalitas
    0.37
    AI4
    mengizinkan operasi dan penggunaan
    1.87
    DS1
    Mendefinisikan dan Mengatur Tingkat Layanan
    1.50
    DS2
    Mengelola layanan pihak ketiga
    1.03
    DS3
    Mengelola layanan pihak ketiga Mengelola Kinerja dan Kapasitas
    1.33
    DS4
    Memastikan Layanan berkelanjutan
    1.03
    DS7
    Mendidik dan Melatih pengguna
    2.23
    DS8
    Mengelola Layanan dan Insiden
    2.39
    DS10
    Mengelola Kendala
    1.01
    DS13
    Mengelola Pekerjaan
    1.44

    Nilai tingkat kematagan tata kelola IT kondisi saat ini yang termuat pada tabel daiats dapat disajikan dalam bentuk grafik. Penyajian dalam bentuk memberi kemudahan untuk menilai tingkat domain yang memiliki tingkat kematangan yang rendah. gambar dibawah ini merupakan grafik nilai tingkat kematangan kondisi saat ini.

    Rekomendasi disusun berdasarkan hasil analisis terhadap aktivitas yang belum dilaksanakan oleh pihak penyelenggara. Rekomendasi ini sebagai langkan untuk menaikkann tingkat kematangan tata kelola Sistem Informasi Akademik STMIK Lombok agar sejalan dengan tujuan bisnis.
    1. Rekomendasi PO8 mengkomunikasakan dengan STMIK Lombok untuk membangun dan mengelola rencana perbaikan terus menerus. Mengukur dan memantau keselarasan manfaat TI dengan tujun Organisasi.
    2. Rekomendasi AI4 Mengembangkan buku pengguna aplikasi Sistem Informasi Akademik untuk mahasiswa. Mengembangkan dokumentasi dukungan teknis untuk panduan staff
    3. Rekomendasi DS1 Membangun SLA untuk layanan TI yang kritis. Melakukan pemantauan dan pelaporan kinerja dari pihak pengelenggara dan mahasiswa. Melakukan reviw pada SLA dan Ucs untuk layanan pihak ketiga. Selalu meninjau dan memperbahaurui katalog layanan TI. Menciptakan layan untuk rencana perbaiakan.
    4. Rekomendasi DS2 Melakukan definisi dokumen pemasok untuk seleksi prosedur untuk evaluasi kinerja dari pemsok. Selalu melakukan monitoring kepada pemasok.
    5. Rekomendasi DS3 Melakukan perencanaan kontingensi untuk potensi ketersdiaan sumber data TI. Melakukan pemantauan dan pelaporan ketersediaan kinerja dan kapasitas sumber daya TI. Mendokumentasikan grafik RACI untuk menentukan personel yang
    bertanggung jawab, diinformasikan, dikonsultasikan, dilaporkan.
    6. Rekomendasi DS4 Melakukan pengujian secara teratur terhadap rencana keberlanjutan TI. Mengembangkan tindakan lanjut yang relevan dengan hasil test. Melaksanakan pelatihan berkesinambungan pada oprasiaonal layanan TI.
    7. Rekomendasi DS7 Membangun rencana pelatihan penyelenggara. Melakukan evaluasi terhadap hasil pelatihan. Melakukan identifikasi dan evaluasi metode pelaksanaan pelatihan yag terbaik dan sarana prasarana pendukung kegiatan.
    8. Rekomendasi DS8 membuat klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan dan d apak yang ditimbulkan dari kesalahan prosedur operasional. Mendeteksi dan membuat cacatan insiden terhadap permintaan layanan maupun permintaan informasi. Menyelidiki dan mendiagnosa pertanyaan. Membuat dokumen pelaporan hasil manajemen.
    9. Rekomendasi DS10 Melakukan peninjauan akar permasalahan yang muncul. Mengeluarkan rekomendasi untuk rencana perbaikan. Dan membuat RFC yang terkait dengan permasalahan yang muncul.
    10. Rekomendasi DS13.Melakukan monitoring infrastruktur, pengolahan dan penyelesaian masalah. Mengelola dan mengamankan keluaran fisik. Menetapkan dan melaksanakan proses untuk menjaga otentikasi terhadap gangguan, kehilangan, dan pencurian. Melakukan pemeliharaan preventif secara terjadwal.

    4.1 Kesimpulan

    1. Untuk mendapatkan nilai tingkat kematangan tata kelola Sistem Informasi Akademik STMIK Lombok TI kondisi saat ini dengan melaksanakan serangkaian kegiatan yang mengacu pada kerangka kerja COBIT4.1.
    2. Untuk menyusun rekomendasi, dilakukan analisis kepatuhan pada tabel activity COBIT 4.1. untuk menaikkan satu tingkat kematangan tata kelola saat ini pihak penyelenggara harus melaksanakan rekomendasi activity .

    Daftar Pustaka:

    [1]Anonim. 2013. Buku Pedoman Akademik. Tahun Akademik 2012-2013. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Lombok. Praya
    [2] Anonim. 2014. Pedoman Pelaksanaan Tugas Tanggungjawab STMIK Lombok. Praya: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Lombok.
    [3] Gondodiyoto, S. 2007. Audit Sistem Informasi: Pendekatan Cobit, Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
    [4] Widyanti, Sri, 2010, Audit Tata Kelola Teknologi Informasi dengan Menggunakan Maturity Assessment Tool COBIT 4.1.

    URL:

    http://cobitindo.blogspot.com/2012/01/skala-maturity-dari-frameworkcobit. (Diakses tanggal 1 Januari 2012).
    http://janeman.wordpress.com/2008/03/26/audit-menggunakan-framework-cobit. (Diakses tanggal 4 Januari 2010).


    Senin, 15 Mei 2017

    Perbandingan Framework

     ITIL dan COBIT

    COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)
    COBIT didasarkan atas filosofi bahwa sumber daya IT membutuhkan pengelolaan untuk menyediakan informasi yang dapat dipercaya kepada organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Penguasaan IT yang efektif akan membantu untuk menyakinkan bahwa IT telah mendukung tujuan perusahaan, mengoptimalkan investasi bisnis pada IT.
    Tujuan COBIT adalah menyediakan model dasar yang memungkinkan pengembangan aturan yang jelas dan praktek yang baik dalam mengontrol informasi dalam suatu organisasi/perusahaan dalam mencapai tujuannya.
    • Manajemen
    Dengan penerapan COBIT, manajemen dapat terbantu dalam proses penyeimbangan resiko dan pengendalian investasi dalam lingkungan IT yang tidak dapat diprediksi.
    • User
    Pengguna dapat menggunakan COBIT untuk memperoleh keyakinan atas layanan keamanan dan pengendalian IT yang disediakan oleh pihak internal atau pihak ketiga.
    • Auditor
    Dengan penerapan COBIT, auditor dapat memperoleh dukungan dalam opini yang dihasilkan dan/atau untuk memberikan saran kepada manajemen atas pengendalian internal yang ada.
    1. Control Objectives: Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives ) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu: planning & organization , acquisition & implementation , delivery & support  dan monitoring .
    2. Audit Guidelines: Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives ) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.
    3. Management Guidelines: Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti dilakukan.
    COBIT melihat pengendalian dalam tiga dimensi berbeda yaitu Sumber TI, Proses
    TI, dan Kriteria Informasi TI.

    ITIL ( Information Technology Infrastructure Library)
    Pemerintah sebagai regulator, Orang / pihak di bidang jasa pelayanan IT, organisasi yang menerapkan ITIL, Auditor, Mitra Bisnis (Investor/konsumen)
    ITIL-3 bukanlan sebuah standar tetapi hanya kerangka yang berisi 8 seri mengenai praktek-praktek terbaik mengenai IT service management dan distribusi IT service yang berkualitas tinggi. Delapan seri tersebut adalah sebagi berikut : Software Asset Management, Service Support, Service Delivery, Planning to Implement Service Management, ICT Infrastructure Management, Application Management, Security Management, Business Perspective
    2  dasar konsep ITIL  :
    1. Menjaga supaya layanan bisa digunakan dengan baik oleh user ( service support )
    2. Proses bagaimana cara mendeliverykan layanan tersebut (service delivery )
    Dua karakteristik dasar konsep ITIL adalah sebagai berikut : Service management,Customer orientation.

    ISO/IEC
    International Organization for Standardization disingkat ISO atau Iso) adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO. Tetapi sekarang lebih sering memakai singkatan ISO, karena dalam bahasa Yunani isos berarti sama (equal). Penggunaan ini dapat dilihat pada kata isometrik atau isonomi.
    ISO/IEC 38500:2008 memberikan panduan secara prinsip bagi para direksi dari suatu perusahaan (termasuk di dalamnya para pemilik, anggota dewan, direksi, partners, senior executives, atau sejenisnya) mengenai Teknologi Informasi (TI) yang effective, efficient, dan acceptable use di dalam organisasi mereka.

    PERBEDAAN :
    • COBIT dan ITIL adalah standard yang cakupan areanya adalah menengah ke bawah
    • ISO 38500 cakupan areanya adalah menengah ke atas
    • COBIT dan ITIL cocok jika dijadikan sebagai IT management framework
    • ISO 38500 cocok jika digunakan sebagai IT governance framework.
    • Kerangka kerja COBIT memasukkan hal-hal berikut ini :  (1) Maturity Models , (2)  Critical Success Factors (CSFs), (3) Key Goal Indicators (KGIs), dan (4) Key Performance Indicators (KPIs).
    • Kerangka kerja yang digunakan untuk mengelola infrastruktur teknologi dan informasi dalam suatu organisasi, dan bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pengguna teknologi informasi.
    • Kerangka kerja digunakan bagi pemerintahan untuk membantu mereka pada tingkat tertinggi dari organisasi untuk memahami dan memenuhi kewajiban hukum, peraturan, dan etika mereka dalam hal penggunaan organisasi mereka ‘IT.
    PERSAMAAN
     Dijadikan sebagai IT governance framework
     memberikan pedoman pada perusahaan bahwa keputusan-keputusan strategic IT tidak hanya berada pada CIO saja tetapi juga pada direksi, komisaris dan pemegang-saham.


    COBIT
     COBIT adalah framework matang, pertama kali dirilis pada tahun 1996 oleh Information System Audit and Control Association (ISACA)
     Edisi kedua muncul pada tahun 1998, yang ketiga pada tahun 2000, dan yang terakhir pada edisi keempat
     Sekarang CoBIT dipublikasikan dengan nama ITGI (the IT Governance Institute)
     COBIT adalah framework untuk informasi manajemn resiko IT, atau lebih formal, sebuah “kerangka kerja dan toolset pendukung yang memungkinkan manajer untuk menjembatani kesenjangan antara kebutuhan pengendalian permasalahan teknis dan risiko bisnis”(ref: ISACA)
    Kelebihan  Cobit:
    1. Rahasia
    2. Proteksi terhadap informasi yang sensitif dari akses yang tidak bertanggung jawab.
    3. Integritas
    4. Berhubungan dengan penyediaan informasi yang sesuai untuk manajemen.
    5. Secara umum dapat dikatakan bahwa COBIT merupakan sebuah model tata kelola TI yang memberikan sebuah arahan yang lengkap mulai dari sistem mutu, perencanaan, manajemen proyek, keamanan, pengembangan dan pengelolaan layanan. Arahan dari COBIT kemudian didetailkan kembali oleh beberapa model framework sesuai dengan perkembangan keilmuan.
    Kekurangan COBIT
    1. COBIT hanya memberikan panduan kendali dan tidak memberikan panduan implementasi operasional.
    2. COBIT hanya berfokus pada kendali dan pengukuran.
    ITIL
     ITIL adalah sebuah framework yang mulai dikembangkan sejak tahun 1980 oleh pemerintahan Inggris, untuk kebutuhan mereka sendiri
     Dalam beberapa tahun terakhir ini telah diadopsi secara luas, dan internasional
     Dapat dikatakan kerangka manajemen yang paling banyak digunakan IT
     ITIL mencakup struktur organisasi dan persyaratan keterampilan untuk organisasi IT dengan menghadirkan seperangkat prosedur manajemen
     Ini dimaksudkan untuk menjadi pemasok independen dan berlaku untuk semua aspek infrastruktur TI.

    Kelebihan ITIL  :

    1. Memberi deskripsi rinci sejumlah praktik penting TI dan menyediakan daftar komprehensif tugas dan prosedur yang didalamnya setiap organisasi dapat menyesuaikan dengan kebutuhannya sendiri
    2. ITIL bukan merupakan standard yang memberikan prescription tetapi lebih kepada merekomendasikan, oleh karena itu implementasi antara satu organisasi dengan organisasi lain dapat dipastikan terdapat perbedaan. Dengan demikian kita tidak bisa membandingkan / melakukan benchmark secara pasti;

    Kelemahan ITIL  :
    1. Kelemahan ITIL antara lain: buku-buku ITIL sulit terjangkau bagi pengguna non komersial, ITIL bersifat holistic yang mencakup semua kerangka kerja untuk tatakelola TI, pelaksanaan pedoman dalam buku ITIL memerlukan pelatihan khusus dan biaya pelatihan atau sertifikasi ITIL terlalu tinggi.

    ASL dan ITIL

    Application Services Library (ASL) adalah kerangka kerja kerangka kerja domain publik yang digunakan untuk membakukan proses dalam Manajemen Aplikasi, disiplin memproduksi dan memelihara sistem dan aplikasi informasi. Istilah “perpustakaan” digunakan karena ASL disajikan sebagai seperangkat buku yang menjelaskan praktik terbaik dari industri TI. Hal ini dijelaskan dalam beberapa buku dan artikel (kebanyakan hanya tersedia dalam bahasa Belanda) dan di situs resmi Yayasan ASL BiSL.

    ASL vs ITIL

    ASL terkait erat dengan kerangka kerja ITIL (untuk IT Service Management) dan BiSL (untuk Manajemen Informasi dan Manajemen Fungsional) dan Model Kematangan Kemampuan Milik (CMM).

    Kerangka kerja ASL dikembangkan karena ITIL, yang dipeluk oleh departemen infrastruktur TI, terbukti tidak memadai untuk Manajemen Aplikasi: pada saat itu, ITIL tidak memiliki panduan khusus untuk merancang, pengembangan, pemeliharaan dan dukungan aplikasi. Versi ITIL yang lebih baru, terutama V3, telah semakin banyak membahas Domain Pengembangan Aplikasi dan Manajemen Aplikasi; Yayasan ASL BiSL telah menerbitkan sebuah makalah putih yang membandingkan ITIL v3 dan ASL.

    ASL dikembangkan pada akhir tahun sembilan puluhan di Belanda, yang awalnya merupakan model R2C eksklusif, yang berevolusi menjadi ASL pada tahun 2000. Pada tahun 2001, ia disumbangkan oleh IT Service Provider PinkRoccade ke ASL Foundation, sekarang menjadi Yayasan ASL BiSL. Versi ASL2 diterbitkan pada tahun 2009.

    MOF dan ITIL

    Baik framework Microsoft Operations Framework (MOF) dan ITIL mengikuti pendekatan cycle life

    ITIL menggunakan lima elemen untuk siklus hidupnya: Strategi, Desain, Transisi, Operasi, dan Perbaikan Berkesinambungan, ITIL memiliki 26 Proses dan empat fungsi.

    Inti siklus hidup MOF hanya terdiri dari tiga fase: Plan, Deliver, and Operate,  dengan satu lapisan yang mendasari (Manage) yang mencakup komponen yang berlaku untuk semua fase siklus hidup.

    MOF vs ITIL

    MOF tidak seperti ITIL hampir seluruhnya didasarkan pada Service Management Functions (SMFs), masing-masing SMF memiliki seperangkat proses kunci, dan setiap proses memiliki serangkaian aktivitas utama.

    Struktur kaku ini mendukung konsistensi sepanjang kerangka kerja.

    Perbedaan lainnya adalah cara penanganan pelanggan ditangani: ITIL memisahkan panggilan kejadian dari permintaan layanan operasional dan permintaan perubahan, dan MOF menggabungkan beberapa jenis permintaan pelanggan di satu Layanan Pelanggan SMF.

    Apa yang saya suka tentang MOF adalah bahwa dokumen tersebut secara eksplisit mendokumentasikan pertanggungjawaban dan tanggung jawab di semua fase siklus hidup dan di lapisan Kelola.

    Poin kunci

    Ini mengidentifikasi pengambil keputusan dan pemangku kepentingan
    1. Evaluasi kinerja.
    2. Manajemen risiko.
    3. Kepatuhan pada lapisan Kelola.
    4. Mendukung tata kelola sepanjang siklus hidup.
    5. Tinjauan Manajemen Eksplisit digunakan di seluruh kerangka MOF sebagai mekanisme kontrol


    Sumber :
    http://bang-ilmu.blogspot.co.id/2016/05/cobit-itil.html
    https://en.wikipedia.org/wiki/Application_Services_Library
    http://www.designed-solutions.co.uk/mof-vs-itil/

    Senin, 24 April 2017

    Dasar-dasar Action Script

     1.   Definisi Action Script
    ActionScript adalah bahasa pemrograman yang dibuat berdasarkan ECMAScript, yang digunakan dalam pengembangan situs web dan perangkat lunak menggunakan platform Adobe Flash Player. ActionScript juga dipakai pada beberapa aplikasi basis data, seperti Alpha Five.

    2.   Fungsi Action Script
    Action script memeliki beberapa fungsi atau peran yang dapat membantu dalam merancang situs atau movie Flash, diantara nya:
    a.   Membuat sistem navigasi situs
    Hal ini berkaitan dengan bagaimana Action Script dapat mengatur user menjelajahi situs atau program yang telah dibuat. Dengan demikian animasi situs yang telah dibuat tidak hanya menjadi “film iklan” belaka, kecuali memang dinginkan seperti itu (dalam kasus film kartun menggunakan Flash).
    b.   Menambahkan interaktivitas dengan user
    Dengan action Script user dapat berinteraksi dengan setiap elemen di dalam movie Flash, baik itu tombol movie klip maupun teks.
    c.   Membuat situs atau Program yang dinamis

    3.   Jenis Jenis action script pada flash
    1.   ActionScript pada frame
    ActionScript pada frame adalah Actionscript yang diletakan pada frame, atau juga sering disebut FrameScript. FrameScript ini hanya bisa dilakukan pada keyframe atau blankkeyframe.untuk melihat frame yang telah diberikan script terdapat tanda berupahurup 'a' kecil yang menandakan keberadaan sebuah Script.

    2.   ActionScript pada MovieClip
    ActionScript yang diletakan pada MovieClip sering disebut MovieScript. yang harus diingat adalah untuk membuat movieScript tentunya harus ada MovieClip tempat kita meletakan ActionScript tersebut. MovieClip memiliki bahasa (syntax) sebagai berikut.
    onClipEvent (event) { perintah }
    Arti syntax movieScript diatas adalah:
    • Kata 'onClipEvent' menunjukan bahwa perintah ini ditujukan untuk MovieCliptempat diletakannya Script.
    • kata 'event' menunjukan event yang terjadi pada movieClip tersebut.sebenarnya Event di MovieClip ada 9 diantaranya :load, enterFrame, unload, Mouse up, Mouse Down,Key down, Key up, dan data.Namun diantara semua itu yang sering digunakan yaitu load dan enter Frame.
    • Kata 'perintah' menunjukan perintah yang dapat diberikan pada MovieClip.
    3.   ActionScript pada Button
    Hal yang perlu diingat yaitu ActionScript pada button tentunya harus ada Button tempat meletakanActionScript tersebut.

    Sumber
    http://waniperih.weebly.com/flash-dan-action-script.html
    https://id.wikipedia.org/wiki/ActionScript

    Pengantar Konsep GIMP

    1.   Definisi GIMP
    GIMP adalah alat pengolah gambar multi-platform, GIMP adalah singkatan dari GNU Image Manipulation Program. GIMP cocok untuk berbagai pekerjaan pengolahan gambar, termasuk perbaikan foto, penggabungan dan pembuatan gambar. GIMP memiliki berbagai kemampuan. Software ini dapat digunakan untuk program paint sederhana, program perbaikan foto berkualitas tinggi, sistem pemrosesan batch online, produksi massal render gambar, konverter format gambar dan sebutan dari GNU Image Manipulation Program atau yang lebih dikenal dengan sebutan GIMP adalah perangkat lunak untuk manipulasi grafik berbasis raster. GIMP berjalan pada desktop GNOME dan dirilis dengan lisensi GNU General Public License.

    2.   Fitur – Fitur GIMP
    Fitur – fitur yang dimiliki GIMP di antaranya:
    • Sebagai program untuk mewarnai.
    • Program penyunting foto berkualitas.
    • Sistem pengolah daring otomatis.
    • Penampil gambar (image renderer) dengan produksi massal.
    • Pengubahan / pengalihan format gambar.
    • dan masih banyak lagi.
    Selain itu, GIMP juga menyediakan fasilitas ekspor/impor berkas Photoshop. Sehingga dapat menyunting berkas-berkas gambar yang sudah dibuat di Windows.

    3.   Kegunaan GIMP

    GIMP cocok untuk berbagai pekerjaan pengolahan gambar, termasuk perbaikan foto, penggabungan dan pembuatan gambar. GIMP memiliki berbagai kemampuan. Software ini dapat digunakan untuk program paint sederhana, program perbaikan foto berkualitas tinggi, sistem pemrosesan batch online, produksi massal render gambar, konverter format gambar dll)

    Maksudnya multi-platform adalah bisa dijalankan di berbagai sistem operasi. Saat ini GIMP sudah bisa dijalankan di GNU/Linux, Apple MacOS-X, Microsoft Windows, OpenBSD, NetBSD, FreeBSD, Solaris, SunOS, AIX, HP-UX, Tru64, Digital UNIX, OSF/1, IRIX, OS/2 dan BeOS.

    Sumber
    https://lisanuzimakiers.wordpress.com/definisi-gimp/
    https://faldoilyanda.wordpress.com/mengenal-gimp-inkscape/
    http://muhamadaliyudin.blogspot.co.id/2016/03/apa-fungsi-aplikasi-gimp.html

    Jumat, 21 April 2017

    Determinants of job satisfaction in a lean environment

    The purpose of this paper is to analyze the situational and dispositional determinants of job satisfaction in environments created by implementing employee-supportive lean.
    The research uses a questionnaire to measure the determinants of job satisfaction (perceived job demands, perceived job autonomy, core self-evaluations), and job satisfaction. Afterwards, the paper proposes a conceptual framework and uses hierarchical multiple regression to test the relationships among perceived job demands, perceived job autonomy, core self-evaluations, and job satisfaction. Additionally, the study describes the implementation of employee-supportive lean in four small companies using an action research approach.
    The findings reveal that perceived job demands has a negative impact on job satisfaction. In addition, we find that perceived job autonomy and core self-evaluations have a positive impact on job satisfaction. Finally, the results show that core self-evaluations buffer the impact of perceived job demands on job satisfaction.
    The present research underscores the importance of work and personal characteristics for employees’ job satisfaction in an environment created by implementing employee-supportive lean.

    Terjemahannya

    Tujuan
        
    Tujuan makalah ini adalah untuk menganalisis determinan situasional dan disposisi kepuasan kerja di lingkungan yang diciptakan dengan menerapkan lean yang mendukung pegawai.
      

    Desain / metodologi / pendekatan
        
    Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur faktor-faktor penentu kepuasan kerja (perceived job demand, perceived job otonomy, core self-evaluation), dan kepuasan kerja. Setelah itu, makalah tersebut mengusulkan kerangka konseptual dan menggunakan regresi berganda hierarkis untuk menguji hubungan antara tuntutan pekerjaan yang dirasakan, otonomi pekerjaan yang dirasakan, evaluasi diri inti, dan kepuasan kerja. Selain itu, penelitian ini menggambarkan penerapan lean yang mendukung karyawan di empat perusahaan kecil yang menggunakan pendekatan penelitian tindakan.
        
     

    Temuan
        
    Temuan tersebut mengungkapkan bahwa tuntutan pekerjaan yang dirasakan memiliki dampak negatif terhadap kepuasan kerja. Selain itu, kami menemukan bahwa otonomi pekerjaan yang dirasakan dan evaluasi diri inti memiliki dampak positif pada kepuasan kerja. Akhirnya, hasilnya menunjukkan bahwa evaluasi diri inti menyangga dampak dari tuntutan pekerjaan yang dirasakan terhadap kepuasan kerja.


    Orisinalitas / nilai
        
    Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya karakteristik kerja dan pribadi untuk kepuasan kerja karyawan di lingkungan yang diciptakan dengan menerapkan lean yang mendukung pegawai.


    Kesimpulan
    Kesimpulannya adalah tuntutan pekerjaan memiliki dampak negatif bagi kepuasan kerja, sedangkan otonomi pekerjaan yang dirasakan dan evaluasi diri memiliki dampak positif bagi kepuasan kerja. Hasil ini dapat di disimpulkan melalui kuesioner untuk mengukur faktor-fakot penentu kepuasan kerja.

    SUMBER

    Kamis, 13 April 2017

    Inkscape

    Definisi dan fungsi software Inkscape
     
    Definisi Inkscape adalah perangkat lunak (Software) pengolah vector yang sifatnya open source (Gratis) dibawah lisensi GNU GPL (GNU General Public License)  dan tujuan utamanya menjadi perangkat pengolah grafik vector yang memenuhi standar XML, SVG dan CSS. Inkscape sama seperti software Corel Draw, Adobe Illustrator dan lainnya, berbedanya Inkscape dengan Software lainnya adalah penggunaan SVG (Scalable Vector Graphics) yang sekarang memenuhi standar XML W3C.

    Fungsi Inkscape yaitu menjadi perangkat pengolah grafik vector yang memenuhi standar XML, SVG dan CSS. Prioritas utama proyek Inkscape adalah antarmuka konsistensi dan kegunaannya. Ini termasuk upaya untuk mengikuti pedoman GNOME antarmuka Manusia, aksesibilitas keyboard universal, dan kenyamannan di kanvas editing. Inkscape telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam kegunaan sejak proyek dimulai.

    Bagian-bagian dari software Inkscape.

    • Status Bar
    Status bar dapat  digunakan untuk melihat status dokumen Inkscape yang sedang di buat. Pada Status bar tercantum informasi-informasi seperti warna objek dan posisi objek bila dilihat pada ukuran di ruler. Status bar dapat juga di gunakan untuk zooming

    • Menu Bar
    Menu bar berisi menu-menu untuk mengelola dokumen secara umum, seperti File → Save untuk menyimpan dokumen dan File → Print untuk mencetak dokumen.

    • Tool Bar
    Berada di sebelah kanan. Dan berisi berbagai ikon tool yang berfungsi membuat dan memanipulasi objek di lembar kerja Inkscape.

    • Pallet
    Palette berisi warna-warna yang dapat Anda gunakan untuk mewarnai objek. Bila Anda mengklik objek, kemudian mengklik warna yang Anda inginkan di Palette, maka warna objek tersebut akan berubah.

    • Koordinat dan zoom level
    Ini berada setingkat dengan status bar, tapi di paling kanan. Fungsinya menunjukkan koordinat mouse dan menunjukkan tingkat zoom.

    • Control Bar
    Ada di bawah menu bar, ini berisi perintah-perintah untuk mengedit dan memodifikasi objek, seperti perintah untuk menseleksi semua objek, perintah untuk memutar objek 90 derajat, dan perintah modifikasi objek lainnya.

    • Command Bar
    Commands bar berisi ikon-ikon yang merupakan shortcut untuk perintah-perintah pokok seperti print, open, save, dan sebagainya.


    Sumber :
    http://inkstutor.blogspot.co.id/2014/01/apa-itu-inkscape.html
    http://nrhnzfh.blogspot.co.id/2012/03/pengantar-inkscape.html
    https://inkscape21.wordpress.com/2015/10/27/2/
    http://rifananda98.blogspot.co.id/2015/10/bagian-bagian-inkscape.html

    Selasa, 07 Maret 2017

    Pengenalan Desain Grafis dan Animasi

    1. Definisi Desain Grafis dan Animasi
    Animasi adalah suatu rangkaian gambar diam secara inbeethwin dengan jumlah yang banyak, bila kita proyeksikan akan terlihat seolah – olah hidup ( bergerak ), seperti yang pernah kita lihat film – film kartun di tevisi maupun dilayar lebar.
    dengan kata lain kita menghidupan gambar dengan cara merangkainya secara teratur, sehingga gambar itu seakan-akan hidup...




    seperti gambar diatas merupakan serangkaian gambar yang disusun secara teratur sehingga bisa dihidupkan.

    Karya Seni identik dengan suatu yang unik. Oleh karenanya seorang seniman dalam melahirkan karyanya selalu mencari bentuk, bentuk baru. Untuk itu diperlukan sesuatu yang unik. Ini berarti sesuatu yang belum pernah atau mungkin jarang dipakai oleh seniman lain pada karya-karya sebelumnya.
    Definisi Desain Grafis: adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa tipografi atau media lainnya seperti gambar atau fotografi.Desain grafis umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lain-lain.

    Desain Grafis juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang media untuk menyampaikan informasi, ide, konsep, ajakan dan sebagainya kepada khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan, foto, ilustrasi dan lain sebagainya. Desain grafis adalah solusi komunikasi yang menjembatani antara pemberi informasi dengan publik, baik secara perseorangan, kelompok, lembaga maupun masyarakat secara luas yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi visual.

    Sebagaimana layaknya informasi yang disampaikan menggunakan bahasa lisan (suara) yang dapat disampaikan secara tegas, ceria, keras, lembut, penuh gurauan, formal, dan sebagainya dengan menggunakan gaya bahasa dan volume suara yang sesuai, Desain grafis juga dapat melakukan hal serupa. Kita dapat merasakan sendiri setelah membaca sebuah berita (tulisan), melihat foto atau ilustrasi, melihat permainan warna dan bentuk dari sebuah karya design yang berbentuk publikasi cetak, nuansa yang ditimbulkannya. Apakah informasi itu tegas, formal, bergurau, lembut, anggun, elegan dan sebagainya.

    Kenapa kita dapat merasakan hal itu? Kenapa obyek publikasi itu bisa menimbulkan kesan dan pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan hingga dimengerti oleh kita sebagai pembaca? Jawabannya adalah karena adanya unsur-unsur design dan prinsip-prinsip design yang ada dalam sebuah karya design tersebut, baik disadari maupun tidak disadari oleh pembuatnya.

    Ada beberapa tokoh menyatakan pendapatnya tentang desain grafis :

    Menurut Suyanto desain grafis didefinisikan sebagai " aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri". Aplikasi-aplikasi ini dapat meliputi periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk institusi, produk dan perusahaan, dan lingkungan grafis, desain informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi. 

    Sedangkan Jessica Helfand dalam situs
    http://www.aiga.com/ mendefinisikan desain grafis sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, foto-foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-eleman ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan atau subversif atau sesuatu yang mudah diingat.

    Menurut Danton Sihombing desain grafis mempekerjakan berbagai elemen seperti marka, simbol, uraian verbal yang divisualisasikan lewat tipografi dan gambar baik dengan teknik fotografi ataupun ilustrasi. Elemen-elemen tersebut diterapkan dalam dua fungsi, sebagai perangkat visual dan perangkat komunikasi.

    Menurut Michael Kroeger visual communication (komunikasi visual) adalah latihan teori dan konsep-konsep melalui terma-terma visual dengan menggunakan warna, bentuk, garis dan penjajaran (juxtaposition).

    Warren dalam Suyanto memaknai desain grafis sebagai suatu terjemahan dari ide dan tempat ke dalam beberapa jenis urutan yang struktural dan visual.
    Sedangkan Blanchard mendefinisikan desain grafis sebagai suatu seni komunikatif yang berhubungan dengan industri, seni dan proses dalam menghasilkan gambaran visual pada segala permukaan

    Kategori Desain Grafis
    Secara garis besar, desain grafis dibedakan menjadi beberapa kategori:

    1. Printing (Percetakan) yang memuat desain buku, majalah, poster, booklet, leaflet, flyer, pamflet, periklanan, dan publikasi lain yang sejenis.
    2.  Web Desain: desain untuk halaman web.
    3.  Film termasuk CD, DVD, CD multimedia untuk promosi.
    4.  Identifikasi (Logo), EGD (Environmental Graphic Design) : merupakan desain professional yang mencakup desain grafis, desain arsitek, desain industri, dan arsitek taman.
    5.  Desain Produk, Pemaketan dan sejenisnya.


    Bidang Komunikasi Grafis
    Komunikasi Grafis merupakan bidang profesi yang berkembang sangat pesat sejak Revolusi Industri (abad ke-19) disaat informasi melalui media cetak makin luas digunakan dalam perdagangan (iklan, kemasan), penerbitan (koran, buku, majalah) dan informasi seni budaya. Perkembangan bidang ini erat hubungannya dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat yang dapat dipetik dari keakuratan penyampaian informasi pada masyarakat.

    Perkembangan di atas juga dipacu oleh kesadaran yang makin tinggi pada efektivitas bahasa rupa (visual) dalam komunikasi masa kini. Bila pada awal munculnya mesin cetak abad ke-15 istilah bidang ini adalah“graphic arts” yang masih dikonotasikan dengan seni, maka abad ke-20 istilahnya menjadi “graphic communication” atau juga “visual communication”. Hal ini menggambarkan peranan komunikasi sebagai kunci profesi dalam bidang ini.

    Saat ini peranan komunikasi yang diemban makin beragam: informasi umum (information graphics, signage), pendidikan (materi pelajaran dan ilmu pengetahuan, pelajaran interaktif pendidikan khusus), persuasi (periklanan, promosi, kampanye sosial) dan pemantapan identitas (logo, corporate identity, branding). Munculnya istilah “komunikasi visual” sebenarnya juga merupakan akibat dari makin meluasnya media yang dicakup dalam bidang komunikasi lewat bahasa rupa ini: percetakan / grafika, filem dan video, televisi, web design dan CD interaktif. 

    Perkembangan itu telah membuat bidang ini menjadi kegiatan bisnis yang sekarang sangat marak melibatkan modal besar dan banyak tenaga kerja. Kecepatan perkembangannya pun berlomba dengan kesiapan tenaga penunjang pada profesi ini. Karena itu perlu disiapkan suatu standar yang dapat jadi acuan bagi tenaga kerja dalam profesi ini, baik dalam posisinya dalam jenjang ketenagakerjaan maupun dalam perencanaan pendidikan penunjangnya.
    Standardisasi yang saat ini dibuat tak mungkin menahan laju perkembangan bidang Komunikasi Grafis. Tetapi dengan melihat apa yang telah terjadi baik di negeri orang maupun di negeri sendiri, diharapkan usaha membuat acuan dapat mengantisipasi cukup panjang menghadapi perkembangan bidang ini.

    Komunikasi Grafis dan Komunikasi Visual

    Tugas penyusunan kompetensi ini adalah pada bidang Komunikasi grafis, istilah yg diberikan oleh Dikmenjur setelah berkonsultasi dengan Ditjen Grafika. Kata Grafis sendiri mengandung dua pengertian:


    1.  Graphein (lt.= garis, marka) yang kemudian menjadi Graphic Arts atau Komunikasi Grafis,
    2.  Graphishe Vakken (bld=pekerjaan cetak) yang di Indonesia menjadi Grafika, diartikan sebagai percetakan.


    Dalam pengertian ini Komunikasi Grafis adalah pekerjaan dalam bidang komunikasi visual yang berhubungan dengan grafika (cetakan) dan/atau pada bidang dua dimensi dan statis (tidak bergerak dan bukan time-based images).

    Dasar terminologi perlu untuk menjelaskan beda antara Komunikasi Grafis dengan Komunikasi Visual.

    Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media: percetakan / grafika, luar ruang (marka grafis, papan reklame), televisi, film/video, internet dll, dua dimensi maupun tiga dimensi, baik yang statis maupun bergerak (time based).

    Sedangkan Komunikasi Grafis merupakan bagian dari Komunikasi Visual dalam lingkup statis, dua dimensi, dan umumnya berhubungan dengan percetakan / grafika. Dalam lingkup terminologi ini standar kompetensi Komunikasi Grafis dibuat.

    Bidang profesi Komunikasi Grafis meliputi kegiatan penunjang dalam kegiatan penerbitan (publishing house), media massa cetak koran dan majalah, periklanan (advertising), dan biro grafis (graphic house, graphic boutique, production house). Selain itu komunikasi grafis juga menjadi penunjang pada industri non-komunikasi (lembaga swasta / pemerintah, pariwisata, hotel, pabrik / manufaktur, usaha dagang) sebagai inhouse graphics di departemen promosi ataupun tenaga grafis pada departemen public relation perusahaan.

    Pekerjaan Komunikasi Grafis meliputi olah gambar/images (gambar ilustrasi, fotografi), olah teks/tipografi (cipta dan susun huruf) dan penggabungan unsur teks dan images ke dalam rancangan/design yang siap dilaksanakan. Dalam kenyataan di lapangan, situasi kegiatan komunikasi grafis di Indonesia tak sepenuhnya seperti diagram umum di atas. Olah huruf / type design & typography yang di beberapa negara maju merupakan profesi khusus ( mendesain font / typeface, hand lettering, tipografi / olahan tata huruf ) di Indonesia tak berkembang menjadi bidang profesi tersendiri (pernyataan Bp. Danton Sihombing MFA pakar bidang huruf). Di Indonesia olah huruf pada era digital dikerjakan sendiri di komputer oleh desainer ataupun operator atas petunjuk desainer. Meski ada juga yang olah huruf khusus seperti hand lettering dan Kaligrafi tidak merupakan bidang.

    spesialisasi profesi yang berkembang baik. Karena itu dalam standar kompetensi komunikasi grafis ini olah huruf/tipografi tak dibuat sebagai sub-bidang kompetensi tersendiri, tetapi menjadi subkompetensi untuk sub bidang desain grafis.

    bidang Komunikasi Grafis dipilah menjadi 3 sub-bidang:

    1. Desain Grafis: merancang / menyusun bahan (huruf, gambar dan unsur grafis lain) menjadi informasi visual pada media (cetak) yang dimengerti publik.
    2. Ilustrasi: menampilkan informasi dengan ketrampilan gambar tangan dan penuangan daya imajinasi.
    3. Fotografi: menampilkan informasi dengan ketrampilan menangkap cahaya melalui kamera dankepiawaian memilih / mengolah hasil bidikan.
    2. Definisi Pixel, Resolusi, Garis dan Kurva, Hue 
     - Pixel

    Coba kalian zoom sebuah foto yang berasal dari sebuah kamera, kalian akan melihat sebuah kumpulan kotak - kotak kecil, dimana kotak - kotak tersebut adalah kumpulan sebuah units yang membentuk sebuah kambar. Kotak - kotak itulah yang disebut dengan pixel, setiap pixel memiliki 1 warna yan berdempetan dengan warna lain. Ilusi optik menyebabkan mata kita menangkap komposisi pixel-pixel itu sebagai suatu gambar utuh. Ketika kamu mengolah di suatu daerah gambar atau foto, sebenernya kamu lagi mengolah pixel dalam daerah tersebut.

    - Resolusi
    Resolusi adalah kerapatan pixel dalam sebuah gambar. Resolusi gambardiukur berdasarkan kerapatan pixel dalam 1 inch (pixels per inch / ppi atau dots per inch / dpi). Resolusi 1 ppi berarti ada satu inch persegi, begitu juga resolusi 300 ppi brarti ada 300 pixel per satu inch persegi. Intinya semakin besar resolusi sebuah gambar maka makin banyak sebuah pixel dalam gambar dan tampilan gambar akan semakin detail. nah setelah ini kalian pasti tahu, kenapa file yang berisi gambar-gambar atau image dengan resolusi tinggi mempunyai ukuran yang besar juga, karena pixel yang terkandung di dalamnya juga semakin rapat dan banyak.
    resolusi_pixel1
    resolusi_pixel
    resolusi_pixel
    Semakin di Zoom image diatas akan semakin terlihat pixelnya
    Satuan Resolusi yang sering digunakan dalam desain
    Resolusi diukur berdasarkan jumlah pixel per inch atau dot per inch. Dpi digunakan untuk menunjukkan jumlah pixel per inch dalam sebuah gambar digital. Kalo kamu melakukan scan pada sebuah gambar, biasanya ukuran yang dipakai adalah ppi (Pixel per inch). Sementara itu, dpi biasanya dipakai sebagai ukuran pada printer untuk menunjukkan jumlah titik yang harus dicetak per inch nya. Pada Photoshop, biasanya kamu bisa mengatur resolusi gambar dalam pixel per inch atau pixel per centimeter. Kebutuhan akan resolusi ini tergantung penggunaan dari gambar itu sendiri.
    Resolusi berdasarkan kebutuhan sebuah desain :
    untuk offset atau printing bisa menggunakan resolusi 300dpi.
    untuk keperluan cetak outdoor atau indoor bisa menggunakan resolusi 100 - 150dpi.
    untuk content atau benner website bisa menggunakan resolusi 72 dpi.

    - Garis

    Garis merupakan elemen dasar dalam seni rupa yang mengandung arti lebih dari sekedar goresan, karena garis dengan iramanya dapat menimbulkan suatu kesan simbolik pada pengamatnya. Peranan garis sangat penting dalam proses perwujudan bentuk, karena garis sangat menentukan kualitas ekspresi seorang seniman yang nampak pada sapuan-sapuan atau dalam pemberian aksentuasi tertentu pada objek penciptaannya. Ketika garis diberi struktur, seperti misalnya disusun melalui ritme, simetri, keseimbangan akan membentuk pola-pola tertentu sehingga garis sudah dapat berbicara sebagai media ekspresi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Djelantik (2001: 20) bahwa: Garis-garis bisa disusun sedemikian sehingga menimbulkan ilusi pada pengamat, yakni “kesan buatan”. Membuat persepsi yang diterima sang pengamat lain dari pada yang sesungguhnya. Suatu teknik gambar yang dipakai sehari-hari yang disebut perspektif memberi ilusi jarak jauh dan dekat dengan mengarahkan garis-garisnya ke suatu titik jauh pada horison atau cakrawala sama dengan akhir pandangan mata.
    Dalam hal ini garis memiliki kesan imajiner terhadap pengamatnya, sehingga garis sangat pundamental untuk menghadirkan ekspresi dalam suatu karya seni lukis, baik dalam proses penyusunan, perancangan bentuk realistik maupun imajiner sangat tergantung dari penguasaan garis. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penguasaan terhadap sifat-sifat garis sesuai dengan iramanya seperti garis lurus memberikan perasaan yang berbeda dengan garis melengkung, yang lurus memberi kesan kaku dan yang melengkung memberi kesan luwes dan lemah lembut. Di samping itu kesan garis juga sangat tergantung dari ukuran, tebal tipisnya (volumenya). Garis yang menjadi bahasa pokok dalam berekspresi, menurut Blake, yang diungkap kembali oleh Read (dalam Soedarso Sp., 2000 : 20) bahwa pedoman yang penting dan ampuh bagi seni, juga buat kehidupan ini, adalah makin nyata, tajam, dan kuat garis batasnya, makin sempurna karya seni, dan kekurangjelasan serta kekurangtajaman pada garis besarnya merupakan bukti dari lemahnya imajinasi, peniruan, dan kecerobohan.  

    - Kurva
    Suatu objek geometri yang merupakan satu-dimensi dan kontinyu.


     
    - Hue
    Hue adalah apa yang biasanya kita sebut sebagai ‘warna’ dalam bahasa sehari-hari. Untuk pelukis, istilah ‘hue’ berarti kombinasi dari warna-warna dasar; dengan kata lain, merah, hijau, biru atau kuning (RGB). Sementara fotografer biasanya membayangkan hue sebagai satu warna tertentu. 

     
    3. Contoh Software Untuk Membuat Desain Grafis dan Animasi
    1. Autodesk Maya


    Pilihan Editor | Software Animasi 3D Terbaik
    Autodesk Maya merpuakan aplikasi animasi 3D, pemodelan, simulasi, rendering, dan compositing menawarkan set fitur kreatif yang komprehensif pada platform produksi yang sangat extensible. Maya memberikan karakter high-end dan berbagai set tool efek bersama dengan peningkatan produktivitas untuk pemodelan, texturing, dan penciptaan shader.

    2. Blender




    Pilihan Editor | Software Animasi 3D Gratis Terbaik
    Blender merupakan salah satu software terbaik untuk membuat animasi, khususnya untuk membuat grafik 3D. Aplikasi ini dapat digunakan mulai dari pembuatan objek 3D, pembuatan animasi 3D sampai pembuatan Game 3D. Blender didukung dengan komunitas yang besar, sehingga akan mempermudah kita, pemula sekalipun untuk memepelajarinya. Dikarenakan banyaknya tutorial yang tersebar di dunia maya.

    3. Autodesk 3ds Max



    3ds Max ® merupakan aplikasi modeling 3D. Menyediakan model yang komprehensif, animasi, simulasi, dan rendering untuk game, film, dan seniman animasi. 3ds Max memberikan alat-alat baru yang efisien, kinerja cepat, dan alur kerja yang efisien untuk membantu meningkatkan produktivitas secara keseluruhan untuk bekerja dengan kompleks. Software pembuat Animasi 3D berkualitas tinggi.

    4. Autodesk Softimage



    Autodesk Softimage merupakan aplikasi grafis komputer berkinerja tinggi yang dimiliki oleh Autodesk. Aplikasi ini berfungsi untuk memproduksi grafis 3D, pemodelan 3D, dan animasi komputer. Software ini terutama digunakan dalam pembuatan film video game, dan iklan industri untuk menciptakan karakter, benda, dan lingkungan.

    5. CINEMA 4D



    CINEMA 4D Studio merupakan aplikasi terbaik yang Maxon tawarkan bagi para seniman 3D profesional. Jika Anda ingin membuat grafis 3D berteknologi maju, tapi membutuhkan uluran tangan untuk memastikan Anda membuat rahang-menjatuhkan grafis dengan cepat dan mudah, maka ini adalah pilihan untuk Anda.

    6. Houdini



    Houdini merupakan aplikasi high-end untuk 3D animasi yang dikembangkan oleh Side Effects Software of Toronto. Side Effects Software diadaptasi Houdini dari prisma suite generasi prosedural perangkat lunak. Perhatian eksklusif ke generasi prosedural membedakannya dari perangkat lunak komputer grafis 3D lainnya.

    7. LightWave



    Lightwave 3D merupakan perangkat lunak komputer grafis 3D yang dikembangkan oleh NewTek. Telah digunakan dalam film, televisi, grafis animasi, lukisan matte digital, efek visual, pengembangan video game, desain produk, visualisasi arsitektur, produksi virtual, video musik, pra-visualisasi dan iklan.

    8. Modo



    MODO membawa Anda ke generasi 3D modeling masa depan, animasi, memahat, efek dan rendering dalam paket terintegrasi yang kuat. Sebuah solusi end-to-end memberikan tenaga kuda baku, teknologi halus dan alur kerja yang kuat, MODO adalah pilihan kreatif pilihan seniman dan desainer di seluruh dunia - dari penggemar rumahan, hingga untuk studio Hollywood.
     
    Sumber :  
    http://3ka01-mygraphics.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-animasi.html
    http://www.dumetschool.com/blog/Mengenal_Perbedaan_Resolusi_dan_Pixel_dalam_sebuah_Desain
    http://tittiduit.blogspot.co.id/2012/02/animasi-flash.html
    http://fotonela.com/1065/memahami-hue-saturation-dan-lightness/
    http://www.isi-dps.ac.id/berita/pengertian-garis-dan-bentuk/ 
    https://id.wikipedia.org/wiki/Kurva 

    http://tekno.10terbaik.com/2014/04/7-software-animasi-3d-terbaik.html